Kota Surabaya yang semakin hari semakin padat,
membuat para warganya resah. Sebab, kemacetan di Kota Surabaya dapat dikatakan
selalu meningkat setiap tahunnya. Menurut Kasatlantas Polrestabes Surabaya,
AKBP Raydian Kokrosono menyatakan bahwa setiap bulan ada sekitar 14.000 motor
baru dan 3.000 unit mobil baru di Surabaya (Zainuddin. 2014. Surya; http://surabaya.tribunnews.com/2015/02/06/kemacetan-surabaya-masuk-empat-besar-dunia;
diakses tanggal 14 September 2017). Bisa dibayangkan sepadat apa jalanan Kota
Surabaya dengan volume kendaraan yang selalu bertambah dan bisa dibilang
overflowing setiap saat. Sehingga jika anda melihat kondisi jalanan Surabaya,
banyak sekali unit-unit kendaraan pribadi yang memenuhi jalanan. Serta belum
lagi kendaraan umum seperti angkot (angkutan umum) dan bus kota yang sangat
gemar ‘ngetem’ ditengah jalan dan menimbulkan kemacetan yang semakin parah.
Bukan hanya warga Kota Surabaya yang resah akan
hal-hal yang dapat menimbulkan kemacetan seperti yang sudah dijelaskan diatas,
namun para aparat kepolisian dan pemerintah yang akan mengalami kerepotan.
Karena sudah banyak kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Surabaya (Pemkot Surabaya). Namun hasil signifikan yang seharusnya sudah
didapatkan seperti, suasana jalanan Kota Surabaya bisa menjadi sedikit lengang
dan tuntasnya macet belum juga didapatkan. Dari contoh permasalahan inilah kita
sebenarnya dapat melihat bahwa percuma saja jika pemerintah menetapkan 1001
kebijakan mengenai kemacetan lalu lintas jika volume kendaraan yang menjadi
masalah tidak diatasi dengan sebuah solusi. Solusi kebijakan seperti melebarkan
jalan maupun menambah ruas jalan tol tidak akan memberikan hasil yang dapat
bertahan selama jangka panjang. Memang satu atau dua bulan jalanan akan terasa
lancar dan terhindar dari macet, namun ketika lonjakan volume kendaraan kembali
terjadi maka pemerintah harus mengatasi kembali permasalahan tersebut. Sehingga
dengan solusi penambahan infrastruktur jalan untuk kendaraan tidak akan
membuahkan hasil namun hanya akan membuat suatu siklus yang selalu berputar
pada solusi yang kurang solutif. Sehingga satu solusi yang seharusnya berani
ditetapkan oleh Pemkot Kota Surabaya adalah dengan pengurangan jumlah volume
kendaraan.
“Sebab itu, kebijakan seperti ganjil genap tidak
langsung menunjukkan hasil yang signifikan. Akan tetapi, pemerintah memiliki target
supaya masyarakat mau meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan
umum.” (Himawan, Adithya. 2017. Suara;
http://www.suara.com/news/2017/08/24/171427/bptj-akui-kemacetan-tak-bisa-langsung-hilang-oleh-kebijakan;
diakses tanggal 14 September 2017)
Kutipan diatas adalah pendapat Ketua BPTJ Bambang
Prihartono yang dilansir oleh berita web Suara.
Jika memang pemerintah ingin mengatasi problema kemacetan dan mencabut
permasalahan tersebut hingga ke akar-akarnya maka beliau berpendapat bahwa
mengurangi volume kendaraan pribadi merupakan salah satu solusinya. Bahwa
dampak dari pengurangan kendaraan pribadi tersebut akan lebih dapat dirasakan
dan mengurangi kemacetan dalam jangka panjang. Hal ini sangat menarik untuk
dibahas karena memang inilah yang terjadi di Kota Surabaya saat ini, bukan
hanya Kota Surabaya bahkan mungkin seluruh kota besar di Indonesia. Bagaimana
masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi umum.
Transportasi umum dinilai kurang praktis dan memiliki fasilitas dan
infrastruktur yang sangat kurang dibandingkan dengan mengendarai kendaraan
pribadi.
Disinilah letak tantangan yang harus bisa dihadapi
pemerintah, yakni mengubah presepsi masyarakat mengenai kendaraan umum. Juga
mengubah wajah transportasi umum dan sebisa mungkin memperbaiki sistem
transportasi umum Kota Surabaya. Bukan rahasia lagi bahwa persepsi masyarakat
pada transportasi umum sudah berubah. Banyak anggapan bahwa transportasi umum
itu berbahaya karena banyaknya tindak kejahatan terjadi pada penumpang
transportasi umum. Serta anggapan bahwa transportasi umum sangat tidak nyaman
untuk penumpang, baik dari segi kebersihan maupun daya tampungnya. Transportasi
umum juga dinilai kurang praktis, dengan jadwal operasional yang tidak pasti. Jika
memang pemerintah ingin mengurangi kemacetan dan volume kendaraan dengan
fasilitas transportasi umum yang lebih baik, maka mereka harus menemukan cara
maupun sarana transportasi baru untuk mengatasi ini.
Jelas disini solusi yang akan kita kaji lebih dalam
lagi adalah dengan memperbaiki transportasi umum di Kota Surabaya. Mari kita
membicarakan harga tarif transportasi umum. Yang dikeluhkan masyarakat adalah
ketika tidak ada penetapan harga pada transportasi umum, sehingga kadang kala
sang sopir sengaja merogoh kocek penumpang ketika angkutan mereka sepi. Harus
ada penyesuaian harga yang disetujui oleh seluruh supir angkutan umum sehingga
tidak ada lagi penarikan tarif yang tidak sesuai. Serta pemerintah bisa
mensubsidi transportasi umum dan mengurangi atau malah meniadakan subsidi
bensin untuk kendaraan umum. Masyarakat akan berfikir dua kali untuk
menggunakan kendaraan pribadi mereka dan beralih ke kendaraan umum.
Selanjutnya adalah tindak kejahatan yang selalu
terjadi disekitar tranportasi umum. Polisi sebagai aparat keamanan bisa
membekali setiap sopir dan petugas (kernet) transportasi umum dengan cara-cara
tindakan yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka harus tetap waspada dengan
keadaan sekitar dan menghubungi pos polisi terdekat bila terjadi tindak
kejahatan. Dan pemerintah bisa menambah pos polisi dengan aparat yang siap
tugas pada halte bis yang rawan akan kejahatan.
Kenyamanan penumpang juga merupakan hal penting yang
harus diperhatikan. Tampilan setiap transportasi umum dapat diperbaiki dan
diperbarui sehingga penumpang merasa lebih nyaman dan kendaraan umum terlihat
lebih terawatt kebersihannya. Juga sediakan banyak himbauan untuk menjaga
kebersihan dalam transportasi umum, dalam hal ini masyarakat juga turut andil
dengan tetap menjaga kebersihan kendaraan umum tersebut. Kebiasaan
masyarakatnya pun juga perlu untuk diubah. Selain itu, penambahan daya tamping
transportasi umum diperlukan pula, agar tidak terjadi lagi fenomena
sempit-sempitan dalam angkutan umum maupun bis.
Untuk mengubah transportasi umum agar lebih praktis
dan dapat secara mudah dijangkau masyarakat, maka mungkin diperlukan suatu
aplikasi yang dapat diakses oleh warga Kota Surabaya. Bukan ide buruk juga agar
kita dapat mengikuti peradaban zaman, dan nyatanya memang saat ini internet
sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan. Aplikasi ini dapat berisi jadwal
kedatangan dan keberangkatan transportasi umum, tarif, dan rute perjalan
transportasi umum tersebut. Masyarakat akan merasa kemudahan dalam mengakses
transportasi umum dan pada akirnya beralih dari kendaraan pribadi
masing-masing.
Sarana transportasi umum baru yang patut dicoba dan
dijamin dapat mengatasi permasalahan transportasi di Indonesia adalah,
monorail. Negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, Singapura, bahkan
Kuala Lumpur yang masih bertaraf negara berkembang telah berhasil membangun
sistem transportasi monorail. Monorail memiliki jalur khusus dan tidak
beroperasi di jalan raya, sehingga tentu saja kepadatan jalan tidak bertambah
bahkan akan berkurang. Maka dari itu monorail juga dapat dipercaya menurunkan
angka kemacetan di Kota Surabaya.
Berikut adalah solusi-solusi penanganan kemacetan
lewat pemberdayaan transportasi umum pada Kota Surabaya. Mengurangi kemacetan
adalah permasalahan krusial yang harus diatasi oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Dalam daftar ‘World’s Worst Traffic’ oleh Castrol Magnatec, Kota Surabaya
berada di peringkat empat dunia sebagai kota dengan tingkat kemacetan terparah
di dunia (2014. Castrol Magnatec; http://www.castrol.com/en_au/australia/car-engine-oil/engine-oil-brands/castrol-magnatec-brand/stop-start-index.html;
diakses tanggal 14 September 2017). Kemacetan menghambat banyak aktivitas
warga, pemerintah, ekonomi, dan bisnis di Kota Surabaya. Sehingga, selama
masalah kemacetan di Kota Surabaya belum teratasi, maka Surabaya tidak akan
dapat meraih potensi maksimalnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Himawan,
Adithya. 2017. Suara; http://www.suara.com/news/2017/08/24/171427/bptj-akui-kemacetan-tak-bisa-langsung-hilang-oleh-kebijakan;
diakses tanggal 14 September 2017
Zainuddin.
2014. Surya; http://surabaya.tribunnews.com/2015/02/06/kemacetan-surabaya-masuk-empat-besar-dunia;
diakses tanggal 14 September 2017
2014.
Castrol Magnatec; http://www.castrol.com/en_au/australia/car-engine-oil/engine-oil-brands/castrol-magnatec-brand/stop-start-index.html;
diakses tanggal 14 September 2017