Intoleransi berbasis SARA menggambarkan kondisi warga Indonesia yang menyibukkan diri untuk menjadi dominan, berusaha memberikan pengaruh dalam penentuan superior-inferior. Masyarakat secara luas terprovokasi dengan penyebaran isu tersebut dan membentuk penilaian subyektif suka-tidak suka terhadap salah satu pihak. Organisasi kemasyarakatan memberikan kontribusi yang besar dalam memperkuat isu dan akan memberikan pengaruh terhadap perpecahan bangsa jika mereka tidak dapat menyikapi isu dengan pemikiran yang obyektif dan bijaksana. Sehingga penting untuk dapat melihat isu secara menyeluruh, apakah suatu konflik SARA terjadi atas kesalahpahaman, atau terjadi atas political interest. Komunikasi Awal Saat ini, kebebasan yang tersedia di dunia maya juga dapat dinikmati dalam dunia nyata berkat demokrasi dan HAM pasca Orde Baru. Namun eforia demokrasi dan HAM selalu ada batasannya. Tanpa menabrak prinsip-prinsip dasar dalam demokrasi dan HAM, negara harus hadir untuk melindung